Jakarta
(ANTARA News) - Perangkat lunak "Open Source" membuka peluang tak
terbatas untuk mengembangkan industri di bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam negeri sekaligus sumber daya manusia di sektor
TIK.
Hal itu dinyatakan Menteri Komunikasi dan Informatika
Tifatul Sembiring saat memberi sambutan pada "Global Conference on Open
Source (GCOS)" yang dihadiri sejumlah pakar open source dari berbagai
negara di Jakarta, Senin.
Menurut Tifatul, Free Open Source
Software (FOSS) diadopsi dan dimanfaatkan pemerintah bukan saja karena
model bisnis alami FOSS yang gratis untuk digunakan, bebas sumber
kode-nya untuk dimodifikasi dan disebarkan tetapi juga karena
kemandirian yang ditawarkan FOSS.
Bagi pemerintah, FOSS juga mengalihkan masyarakat Indonesia dari masalah pembajakan software (perangkat lunak) karena sifatnya yang gratis, sementarasoftware berlisensi (proprietary) seringkali tak terjangkau masyarakat.
Ia
menyatakan bangga bahwa perangkat lunak sumber kode terbuka ini tumbuh
sangat cepat meskipun sempat mengalami banyak hambatan dalam
implementasinya.
Banyaknya pakar dari berbagai negara yang hadir
dan bertukar pengalaman dalam GCOS ini, lanjut dia, diharapkan mampu
menghilangkan segala hambatan dalam implementasi FOSS di Indonesia.
Sementara
itu, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) Betti Alisjahbana
mengharapkan FOSS bisa sukses diimplementasikan di Indonesia dengan
memperkuat komunitas open source.
"Kami
berharap Indonesia bisa mengambil manfaat maksimum dari FOSS yang
semakin berkembang di dunia untuk kemajuan TIK Indonesia dan pertumbuhan
ekonomi umumnya," kata Betti.
Menurut dia, sejak Indonesia Go
Open Source (IGOS) dideklarasikan pada 30 Juni 2004 Indonesia sudah
muncul menjadi pemimpin dalam gerakan open source.
Sejumlah pakar dan praktisi dunia TIK khususnya open source yang
hadir dalam konferensi ini antara lain: Sunil Abraham dari India, Krich
Nasingkun dari Thailand, Muh Rosli bin Abd Razak dari Malaysia, Ko Hong
Eng dari Sun Micro System, Ray Davies dari IBM, Matthias Merkle dari
IntWEnt hingga Campbell O Webb dari Harvard University.
Selain itu sejumlah pakar open source Indonesia juga hadir seperti Onno W Purbo, I Made Wiryana, juga Indra Utoyo dari Telkom, Dr Aswin Sasongko dari Depkominfo.
Open Source
Senin, 02 Juli 2012
Penghargaan Indonesia untuk pengguna open source
Program
computer jenis open source kembali dibicarakan. Kali ini, untuk ketiga
kalinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI
memberikan penghargaan “Indonesia Open Source Award” atau IOSA 2012.
Rencananya, award itu akan diberikan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, mahasiswa, tokoh, komunitas hingga wartawan atas prestasi atau karyanya yang terkait penggunaan peranti lunak jenis open source di Indonesia.
Penghargaan tentang open source diberikan karena di Indonesia terjadi gelombang besar perubahan cara mengembangkan dan mendistribusikan software. Ketua Panitia IOSA 2012, I Made Wiryana menjelaskan, di akhir abad 20 atau sekitar 1970-an hingga 1990-an, para pengembang produk teknologi informatika (IT) berupa software menggunakan cara “cathedral” atau proprietary. Namun, pada abad 21 atau 2000-an justru berubah menjadi cara ”bazaar” atau open source.
“Yang membedakan IOSA dengan penganugrahan lain yang sejenis adalah titik beratnya. IOSA tidak hanya menilai pada apa yang dicapai, tapi bagaimana mencapainya?,” katanya. Apakah cara yang digunakan itu legal atau tidak, cerdas atau tidak dan mandiri atau tidak. “Dengan kemandirian, maka pengguna tidak akan tergantung pada vendor di luar Indonesia” katanya.
Wiryana menjelaskan, jenis produk yang sukses dalam perubahan itu adalah sistem operasi computer jenis Linux, Ubuntu dll. Juga handphone dan tablet (android), web browser seperti Firefox, web server seperti Apache, office suite (open/LibreOffice), database server (MySQL), pemograman (Java) dan lain sebagainya.
Perubahan tidak hanya melanda dunia bisnis, sambungnya, tapi juga pemerintahan, pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan professional. Pengembangan dan pendistribusian software dengan cara open source telah menjadi pilihan banyak negara di dunia. Sebut saja Brasil, China, Jerman, Korea Selatan, Rusia dan Venezuela.
“Nah, ini adalah forum konsultasi atau sharing antara institusi pemerintahan pusat dan daerah serta stakes holders open source di Indonesia,” kata Wiryana.
Indonesia, tambahnya, mau tidak mau, sukarela atau terpaksa telah dan akan mengikuti perubahan itu. Jika tidak, maka Indonesia akan tertinggal dari kemajuan teknologi, hukum dan perdagangan dunia.
Untuk memberikan penghargaan dan memotivasi bagi para pengguna, penggiat, pendidik, dan pengembang produk-produk berbasis berbasis open source, maka sejak tahun 2010 pemerintah bersama Komunitas Open Source di Indonesia, mengadakan acara besar tahunan bertitel IOSA atau Indonesia Open Source Award.
“Berbeda dengan IOSA 2010 dan 2011, IOSA tahun ini semakin luas dengan memasukkan kalangan mahasiswa, tokoh, komunitas dan wartawan yang akan diberikan penghargaan, sehingga akan ada tujuh jenis penghargaan,” kata Wiryana.
IOSA 2012 akan melibatkan beberapa juri dari komunitas dan pemerintah yang telah dikenal masyarakat Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) dan Open Source Indonesia, seperti Dr. Ono W. Purbo, Prof. Kalamullah Ramli, Prof. I wayan Simri Wicaksana, Rusmanto Maryanto dan tokoh TIK dan open source lainnya.
Penganugrahan IOSA 2012 yang akan dilaksanakan pada 4 Juli 2012 ini didukung Kementerian Ristek, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi, Asosiasi Open Source Indonesia dan komunitas open source Indonesia lainnya.
“Kita harapkan gairah transformasi dan penggunaan open source semakin meningkat. Dengan begitu, produk-produk TI illegal akan dihilangkan. Sekaligus meningkatkan kemampuan serta penggunaan produk lokal yang legal,” kata Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Ashwin Sasongko.
Software Open Source ( Open Office Writer)
OpenOffice.org adalah seperangkat perangkat lunak
perkantoran yang di dalamnya terdapat fungsi pengolah kata (word
processing), pengolah lembar kerja (spreadsheet), pembuatan gambar
(drawing), pembuatan presentasi (presentation), pengolahan data,
webeditor, database, dan formula editing.
OpenOffice.org merupakan perangkat lunak yang gratis
dan open source. Karena itu siapapun bisa menggunakannya tanpa dipungut
biaya, dan karena open source, siapapun bisa mengakses kode sumber yang
membangunnya. OpenOffice.org dikembangkan oleh komunitas OpenOffice.org
yang didirikan oleh Sun Mycrosystems. penginstalan aplikasi ini
tergolong mudah sama dengan pengisntalan stndar aplikasi yang lainnya,
dalam beberapa versi terdapat juga software ini yang sifatnya portalbe.
OpenOffice.org Writer membantu penulisan segala macam
dokumen. Kita dapat membuat surat pribadi, formulir, brosur, fax, dan
bahkan sampai manual profesional. Fasilitas pemeriksa ejaan yang bagus
dapat kita gunakan, sehingga meminimalkan (atau bahkan meniadakan)
kesalahan dalam pembuatan dokumen. Kita juga dapat menggunakan fasilitas
autoCorrect yang dapat membetulkan kesalahan secara otomatis.
OpenOffice.org menyediakan fasilitas navigasi yang baik dan mudah
digunakan,sehingga mempermudah penjelajahan dokumen yang sangat
panjang. OpenOffice.org Writer menyediakan banyak templete untuk
berbagai tujuan, sehingga dapat mempercepat pembuatan dokumen khusus
yang sering dibuat. Kita juga dapat membuat templete sediri apabila
jenis templete untuk dokumen yang ingin kita buat belum ada, atau kita
juga bisa memodifikasi templete yang sudah ada.
WRITER memiliki apa yang Anda harapkan dari sebuah pengolah kata atau publikasi desktop yang modern.Paket ini cukup mudah untuk demo yang ringkas, cukup handal untuk membuat buku dengan isinya, diagram, index, dll. Anda bebas untuk berkonsentrasi pada pesan Anda – sementara WRITER membuatnya tampak hebat.
Panduan (Wizard) mengambil alih semua tugas-tugas penting dalam pembuatan dokumen standar seperti surat, fax, agenda, atau tugas-tugas lain yang lebih kompleks seperti mail merge. Anda juga bisa membuat template Anda sendiri ataumendownload template dari repository template kami.
Style dan Pemformatan memberikan kekuatan style sheet kepada setiap tangan pengguna.
Mengunci kesalahan pengetikan secara langsung dengan kamus AutoCorrect, yang dapat menguji penulisan ketika Anda mengetik. Jika Anda perlu menggunakan bahasa lain pada dokumen Anda – WRITER mampu melakukannya juga.
Mengurangi pekerjaan penulisan dengan AutoComplete, yang memberikan saran tentang kata-kata dan frase umum untuk melengkapi apa yang sedang Anda ketik.
Text frame dan linking memberikan Anda kemampuan untuk mengatasi tugas publikasi desktop untuk surat kabar, flyer, dll. Meletakkan sesuai dengan keinginan Anda.
Meningkatkan kegunaan dari dokumen Anda yang panjang dan kompleks dengan menghasilkan daftar isi atau istilah-istilah yang diindex, referensi bibliografi, ilustrasi, tabel, dan obyek-obyek lain.
WRITER juga mampu menampilkan banyak halaman ketika Anda mengedit – ideal untuk dokumen yang kompleks, atau jika Anda memiliki monitor yang besar (atau beberapa monitor).
Fitur catatan menampilkan catatan pada samping dokumen. Hal ini membuat catatan lebih mudah dibaca. Sebagai tambahan, catatan dari pengguna yang berbeda ditampilkan dengan warna yang berbeda bersama dengan waktu dan tanggal pengeditan.
Buat dokumen Anda tersedia secara bebas dengan kemampuan WRITER untuk mengeksepor ke format HTML untuk web, atau eksport pada format MediaWiki untuk mempublikasikan ke wiki. Publikasikan dalam Portable Document Format (.pdf) untuk menjamin bahwa apa yang Anda tulis adalah yang dilihat oleh pembaca. Fitur ekspor PDF pada OpenOffice.org menyediakan banyak opsi pemformatan dan keamanan; sehingga file PDF bisa dikustomisasi untuk banyak skenario, termasuk file standar ISO PDF/A.
Simpan dokumen Anda dalam format OpenDocument, standar internasional baru untuk dokumen perkantoran. Format berbasis XML ini berarti Anda tidak terikat hanya pada WRITER. Anda bisa mengakses dokumen Anda dari sembarang perangkat lunak lain yang mendukung OpenDocument.
WRITER dapat membaca semua dokumen Microsoft Word Anda, atau menyimpan pekerjaan Anda pada format Microsoft Word untuk dikirimkan kepada orang-orang yang masih terkunci pada produk-produk Microsoft. Sejak versi 3.0 WRITER mampu membuka dokumen .docx yang dibuat dengan Microsoft Office 2007 atau Microsoft Office 2008 untuk Mac OS X.
Selasa, 01 Mei 2012
Command Line Pada Linux
Seperti halnya bila kita mengetikkan perintah di DOS, command line atau baris perintah di Linux juga diketikkan di prompt dan diakhiri enter untuk mengeksekusi perintah tersebut. Baris perintah merupakan cara yang lebih efisien untuk melakukan sesuatu pekerjaan oleh karena itu pemakai Linux tetap mengandalkan cara ini untuk bekerja. Sebaiknya pemula juga harus mengetahui dan sedikitnya pernah menggunanakan perintah baris ini karena suatu saat pengetahuan akan perintah-perintah ini bisa sangat diperlukan.
Saya mengumpulkan beberapa perintah dasar yang mungkin kelak akan sering digunakan terutama oleh para pemula.
Berikut 12 command line pada linux untuk tahap awal:
1. Merubah informasi finger
2. Melihat user-user yang sedang aktif dan melihat yang sedang dilakukannya.
3. Untuk melihat kalender satu tahun penuh kita memakai perintah 'cal <tahun>'
4. Dengan perintah ' man cal' kita dapat melihat manual perintah 'cal'
5. Mencari perintah manual ls dengan kunci sort : masuk ke manual ls dengan 'man ls' kemudian ketik '/sort'. kata kunci sort akan block hitam
6. Tampilan 'ls -a -l' dan 'ls -al' keduanya sama yaitu menampilkan isi direktori dengan atribut lengkap.
7. Menampilkan semua file pada direktori /etc yaitu dengan perintah ls
8. Menampilkan semua file pada direktori /etc secara lengkap dengan perintah 'ls -al'
9. Mengkopi file /etc/group ke folder prak1 yaitu buat dulu direktori prak1, masuk kedirektori tersebut dengan perintah 'cd' lalu kopi /etc/group ke file tes1 kemudian tes2 dan tes3.
10. Melihat isi file tes1 satu halaman penuh yaitu dengan perintah more
11. Memindahkan file tes dan tes2 sekaligus ke direktori home dengan perintah mv
12. Menghapus file tes1 dan tes2 dengan konfirmasi dengan perintah 'rm -i <nama file>'
Saya mengumpulkan beberapa perintah dasar yang mungkin kelak akan sering digunakan terutama oleh para pemula.
Berikut 12 command line pada linux untuk tahap awal:
1. Merubah informasi finger
2. Melihat user-user yang sedang aktif dan melihat yang sedang dilakukannya.
3. Untuk melihat kalender satu tahun penuh kita memakai perintah 'cal <tahun>'
4. Dengan perintah ' man cal' kita dapat melihat manual perintah 'cal'
5. Mencari perintah manual ls dengan kunci sort : masuk ke manual ls dengan 'man ls' kemudian ketik '/sort'. kata kunci sort akan block hitam
6. Tampilan 'ls -a -l' dan 'ls -al' keduanya sama yaitu menampilkan isi direktori dengan atribut lengkap.
7. Menampilkan semua file pada direktori /etc yaitu dengan perintah ls
8. Menampilkan semua file pada direktori /etc secara lengkap dengan perintah 'ls -al'
9. Mengkopi file /etc/group ke folder prak1 yaitu buat dulu direktori prak1, masuk kedirektori tersebut dengan perintah 'cd' lalu kopi /etc/group ke file tes1 kemudian tes2 dan tes3.
10. Melihat isi file tes1 satu halaman penuh yaitu dengan perintah more
11. Memindahkan file tes dan tes2 sekaligus ke direktori home dengan perintah mv
12. Menghapus file tes1 dan tes2 dengan konfirmasi dengan perintah 'rm -i <nama file>'
Senin, 09 April 2012
Kelebihan dan Kekurangan Open Source
Pemikiran
terhadap program berbasis open source di masyarakat indonesia sering di
anggap positif, selain opensource tidak menyalahi Undang-undang No 19
Tahun 2002 tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan persepsi
masyarakat bahwa opensource adalah program gratis tanpa ada lisensi
berbayar. Arti dari Open source itu sendiri adalah kode yang terbuka,
sehingga semua kode program aplikasi bisa dilihat, diedit dan diubah
sesuai dengan kebutuhkan kita. Sehingga pemerintah Indonesia
menggalakkan program EGOS. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan
jika menggunakan Open Source :
> kelemahan dari open source :
Satu keyakinan bahwa software tidak akan ada masalah adalah keliru, dan ini adalah sebuah bencana jika kita sudah memakai program opensource untuk semua infrastruktur yang besar, dan ketika itu menemukan hole atau bug yang tidak ada yang paham. Maka langkah yang mungkin ditempuh adalah : searching problem solving di forum-forum, tanya sana sini. Jika tidak ketemu juga, kita bisa-bisa harus menganggarkan dana yang tidak sedikit untuk mendatangkan jasa konsultan dari pakar opensource tersebut.
Mungkin untuk skala kecil, anda tidak akan merasakan impack yang diakibatkan. Namun jika sudah melibatkan sistem yang sudah ada, data-data penting, kadang-kadang manajemen biasanya tidak akan ambil pusing, mending mencari yang berbayar sedikit mahal diawal, tetapi ada jaminan support dan problem solving yang akuntabel dari vendor. Dari pada mengorbankan data-data dan infrastruktur yang sudah terinstall hanya karena berorientasi penghematan dana di awal.
Open source sangat erat kaitannya dengan versi dan kestabilan kualitas softwarenya, ini merupakan celah besar yang ditinggalkan baik disengaja atau tidak disengaja. Kepastian stabil dan tidak stabil kadang menjadi keraguan pilihan para petinggi IT untuk memilih software opensource. Bayangkan saja, versi software yang terinstall di server anda statusnya masih unstable, bisa dibayangkan bisa terjadi apa-apa. Dan patch-nya harus menunggu orang yang sukarela membetulkan masalah yang terjadi itu.
Beberapa software dikembangkan oleh sebuah komunitas yang mempunya tujuan khusus, jaminan dan kepercayaan kualitas produk hasil perlu dicompare dengan produk komersil yang jauh lebih mumpuni dari segala sisi.
> Kelebihan dari open source :
Perkembangan dunia komputer makin ramai dan menarik dengan adanya pendekatan-pendekatan baru dalam pengembangan perangkat lunak (software). Salah satu yang populer adalah adanya open source, yaitu source code dari sebuah program atau paket software dapat diperoleh atau dilihat oleh publik meskipun source code tersebut belum tentu public domain.
Proyek open source biasanya bermula dari kebutuhan pribadi. Akan tetapi ternyata persoalan tersebut juga merupakan persoalan orang banyak (typical problem). Dari kebutuhan pribadi dan komunitas inilah muncul proyek open source. Dalam perjalannya banyak aspek non-teknis (sosial) yang mempengaruhi pengembangan proyek tersebut.
Kegiatan Open Source biasanya melibatkan banyak orang. Memobolitas banyak orang dengan biaya rendah (bahkan gratis) merupakan salah satu kelebihan open source. Kasus Linux, programmer yang terlibat dalam pengembangan Linux mencapai ribuan orang. Bayangkan jika mereka harus digaji sebagaimana layaknya programmer yang bekerja di perusahaan yang khusus mengembangkan software untuk dijual. Kumpulan skill ini memiliki nilai yang berlipat-lipat tidak sekedar ditambahkan saja.
Untuk menentukan kesalahan (bugs) dalam software diperlukan usaha yang luar biasa, menentukan sumber kesalahan ini merupakan salah satu hal yang tersulit dan mahal. Kegiatan debugging dapat dilakukan secara paralel. Coding masih merupakan aktivitas yang mandiri (solitary). Akan tetapi, nilai tambah yang lebih besar datang dari pemikiran komunitas.
Peningkatan Kualitas : Adanya peer review meningkatkan kualitas, reliabilitas, menurunkan biaya dan meningkatkan pilihan (choice). adanya banyak pilihan dari beberapa programmer membuat pilihan jatuh kepada implementasi yang lebih baik. Contoh nyata dari hal ini adalah web server Apache yang mendominasi pasar server web.
Menjamin Masa Depan Software : Konsep open source menjamin masa depan (future) dari software. Dalam konsep closed-source, software sangat bergantung kepada programmer atau perusahaan. Bagaimana jika programmer tersebut bekerja atau pindah ke perusahaan lain? hal ini tentunya akan merepotkan perusahaan pembuat software tersebut. Di sisi pembeli juga ada masalah, bagaimana jika perusahaan tersebut gulung tikar? Nilai closed-source software akan cenderung menjadi nol jika perusahaan tersebut bangkrut. Dengan kata lain, “the price a consumer will pay” dibatasi oleh “expected future value of vendor service”. Open source tidak memiliki masalah tersebut.
Bisnis Open Source : Sebuah produk software memiliki dua nilai (value): use value dan sale value. Use value merupakan nilai ekonomis yang diperoleh dari penggunaan produk tersebut sebagai tool. Sementara sale value merupakan nilai dari program tersebut sebagai komoditi.
Minggu, 08 April 2012
Sejarah Open Source
Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jika pembuat program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya.
Open source merupakan salah satu syarat free software. Free software pasti open source software, namun open source software belum tentu free software. Contoh free software adalah Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis lisensi open source.
Mulai tahun 1994-1995, server-server di ITB mulai menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain
Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena
itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT
tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan
tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation.
Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi.
Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc
(pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan
perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan
tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan
suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa
penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi
tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak
melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.
Pada
tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai mengembangkan suatu
sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus
Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk
dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian
akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi
mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc
seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian dan lainnya.
Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan
sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian
GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara
lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.
Kontribusi utama lain
dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public
License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk
menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi
ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan
hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds
juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux.
Seiring
dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat
juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti
Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan
jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang
dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian
mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian
lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di
dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak
gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi
“open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI
(Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong
pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric
Raymond dan timnya.
Sumber :
Penjelasan & Pengertian Open Source Software Dan Free Software
Open source software adalah istilah yang digunakan untuk software yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet. Salah satu open source software yang terkenal yaitu Linux.
Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh internet. Mula-mula Open source software diambil dari internet kemudian digunakan oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui internet yang memungkinkan orang lain menggunakan dan memperbaikinya. Dan begitulah seterusnya. Saat ini sangat mudah mendapatkan open source software di internet.
Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang berinteraksi melalui internet. Maka bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat berbasis open source ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.
Dengan pola open source orang dapat membuat dan mengembangkan apa yang disebut dengan free software. Software ini dapat digunakan tanpa perlu membayar lisensi atau hak cipta karena memang dikembangkan dengan pola open source. Jadi, dengan pola open source orang dapat mengembangkan software dan mempublikasikannya dengan bebas melalui internet. Maka tidak heran apabila kita akan banyak menemukan free software ini di internet dan bisa secara bebas mendownloadnya tanpa perlu membayar uang sepeser pun kepada pengembang software tersebut.
Free software disini juga bukan program kacangan. Anggapan bahwa barang yang gratis jelek kualitasnya tidak berlaku buat free software. Karena sudah terbukti kehandalannya. Dan karena free software berbasis open source maka software tersebut sudah melalui proses perbaikan yang terus menerus. Jadi tidak ada alasan tidak mau menggunakan free software ini dengan alasan kualitasnya yang tidak baik.
Dengan karakteristik yang telah disebutkan di atas maka tidak salah apabila kita menaruh harapan pada open source ini sebagai platform alternatif yang bisa kita gunakan dalam komputer kita. Penerapan pola open source di Indonesia juga dapat menghilangkan pemakaian software komersial secara ilegal dan memungkinkan bangsa Indonesia dikenal karya ciptanya dengan ikut mengembangkan open source software.
Langganan:
Postingan (Atom)