Pemikiran
terhadap program berbasis open source di masyarakat indonesia sering di
anggap positif, selain opensource tidak menyalahi Undang-undang No 19
Tahun 2002 tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan persepsi
masyarakat bahwa opensource adalah program gratis tanpa ada lisensi
berbayar. Arti dari Open source itu sendiri adalah kode yang terbuka,
sehingga semua kode program aplikasi bisa dilihat, diedit dan diubah
sesuai dengan kebutuhkan kita. Sehingga pemerintah Indonesia
menggalakkan program EGOS. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan
jika menggunakan Open Source :
> kelemahan dari open source :
Satu
keyakinan bahwa software tidak akan ada masalah adalah keliru, dan ini
adalah sebuah bencana jika kita sudah memakai program opensource untuk
semua infrastruktur yang besar, dan ketika itu menemukan hole atau bug
yang tidak ada yang paham. Maka langkah yang mungkin ditempuh adalah :
searching problem solving di forum-forum, tanya sana sini. Jika tidak
ketemu juga, kita bisa-bisa harus menganggarkan dana yang tidak sedikit
untuk mendatangkan jasa konsultan dari pakar opensource tersebut.
Mungkin
untuk skala kecil, anda tidak akan merasakan impack yang diakibatkan.
Namun jika sudah melibatkan sistem yang sudah ada, data-data penting,
kadang-kadang manajemen biasanya tidak akan ambil pusing, mending
mencari yang berbayar sedikit mahal diawal, tetapi ada jaminan support
dan problem solving yang akuntabel dari vendor. Dari pada mengorbankan
data-data dan infrastruktur yang sudah terinstall hanya karena
berorientasi penghematan dana di awal.
Open
source sangat erat kaitannya dengan versi dan kestabilan kualitas
softwarenya, ini merupakan celah besar yang ditinggalkan baik disengaja
atau tidak disengaja. Kepastian stabil dan tidak stabil kadang menjadi
keraguan pilihan para petinggi IT untuk memilih software opensource.
Bayangkan saja, versi software yang terinstall di server anda statusnya
masih unstable, bisa dibayangkan bisa terjadi apa-apa. Dan patch-nya
harus menunggu orang yang sukarela membetulkan masalah yang terjadi
itu.
Beberapa
software dikembangkan oleh sebuah komunitas yang mempunya tujuan
khusus, jaminan dan kepercayaan kualitas produk hasil perlu dicompare
dengan produk komersil yang jauh lebih mumpuni dari segala sisi.
> Kelebihan dari open source :
Perkembangan
dunia komputer makin ramai dan menarik dengan adanya
pendekatan-pendekatan baru dalam pengembangan perangkat lunak
(software). Salah satu yang populer adalah adanya open source, yaitu
source code dari sebuah program atau paket software dapat diperoleh atau
dilihat oleh publik meskipun source code tersebut belum tentu public
domain.
Proyek
open source biasanya bermula dari kebutuhan pribadi. Akan tetapi
ternyata persoalan tersebut juga merupakan persoalan orang banyak
(typical problem). Dari kebutuhan pribadi dan komunitas inilah muncul
proyek open source. Dalam perjalannya banyak aspek non-teknis (sosial)
yang mempengaruhi pengembangan proyek tersebut.
Kegiatan
Open Source biasanya melibatkan banyak orang. Memobolitas banyak orang
dengan biaya rendah (bahkan gratis) merupakan salah satu kelebihan
open source. Kasus Linux, programmer yang terlibat dalam pengembangan
Linux mencapai ribuan orang. Bayangkan jika mereka harus digaji
sebagaimana layaknya programmer yang bekerja di perusahaan yang khusus
mengembangkan software untuk dijual. Kumpulan skill ini memiliki nilai
yang berlipat-lipat tidak sekedar ditambahkan saja.
Untuk
menentukan kesalahan (bugs) dalam software diperlukan usaha yang luar
biasa, menentukan sumber kesalahan ini merupakan salah satu hal yang
tersulit dan mahal. Kegiatan debugging dapat dilakukan secara paralel.
Coding masih merupakan aktivitas yang mandiri (solitary). Akan tetapi,
nilai tambah yang lebih besar datang dari pemikiran komunitas.
Peningkatan
Kualitas : Adanya peer review meningkatkan kualitas, reliabilitas,
menurunkan biaya dan meningkatkan pilihan (choice). adanya banyak
pilihan dari beberapa programmer membuat pilihan jatuh kepada
implementasi yang lebih baik. Contoh nyata dari hal ini adalah web
server Apache yang mendominasi pasar server web.
Menjamin
Masa Depan Software : Konsep open source menjamin masa depan (future)
dari software. Dalam konsep closed-source, software sangat bergantung
kepada programmer atau perusahaan. Bagaimana jika programmer tersebut
bekerja atau pindah ke perusahaan lain? hal ini tentunya akan
merepotkan perusahaan pembuat software tersebut. Di sisi pembeli juga
ada masalah, bagaimana jika perusahaan tersebut gulung tikar? Nilai
closed-source software akan cenderung menjadi nol jika perusahaan
tersebut bangkrut. Dengan kata lain, “the price a consumer will pay”
dibatasi oleh “expected future value of vendor service”. Open source
tidak memiliki masalah tersebut.
Bisnis
Open Source : Sebuah produk software memiliki dua nilai (value): use
value dan sale value. Use value merupakan nilai ekonomis yang diperoleh
dari penggunaan produk tersebut sebagai tool. Sementara sale value
merupakan nilai dari program tersebut sebagai komoditi.
Open
source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan
oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya,
diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jika pembuat
program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan
program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia
kode programnya.
Open
source merupakan salah satu syarat free software. Free software pasti
open source software, namun open source software belum tentu free
software. Contoh free software adalah Linux. Contoh open source software
adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah
menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang
berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source.
FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX
(tidak open source). www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis
lisensi open source.
Mulai
tahun 1994-1995, server-server di ITB mulai menggunakan FreeBSD sebagai
sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan
tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para
administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain
Istilah
open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun
1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh
ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di
laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika
seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an
dan 1970-an.
Awalnya
tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat
erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa
memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan
kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas
tersebut.
Perkembangan
di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya
yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal
tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain
tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi
yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti
PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan
tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani
nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa
dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena
itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT
tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan
tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation.
Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi.
Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc
(pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan
perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan
tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan
suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa
penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi
tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak
melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.
Pada
tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai mengembangkan suatu
sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus
Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk
dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian
akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi
mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc
seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian dan lainnya.
Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan
sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian
GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara
lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.
Kontribusi utama lain
dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public
License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk
menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi
ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan
hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds
juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux.
Seiring
dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat
juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti
Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan
jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang
dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian
mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian
lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di
dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak
gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi
“open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI
(Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong
pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric
Raymond dan timnya.
Sumber :
-
-
-
-
-
Open source software adalah istilah yang digunakan untuk software
yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain
dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan
sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software
tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa
Open source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa
perlu membayar lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari
internet. Salah satu open source software yang terkenal yaitu Linux.
Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh internet.
Mula-mula Open source software diambil dari internet kemudian digunakan
oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari
open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui internet yang
memungkinkan orang lain menggunakan dan memperbaikinya. Dan begitulah
seterusnya. Saat ini sangat mudah mendapatkan open source software di
internet.
Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari
berbagai penjuru dunia yang berinteraksi melalui internet. Maka
bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat berbasis open source
ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah
melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.
Dengan pola open source orang dapat membuat dan mengembangkan apa
yang disebut dengan free software. Software ini dapat digunakan tanpa
perlu membayar lisensi atau hak cipta karena memang dikembangkan dengan
pola open source. Jadi, dengan pola open source orang dapat
mengembangkan software dan mempublikasikannya dengan bebas melalui
internet. Maka tidak heran apabila kita akan banyak menemukan free
software ini di internet dan bisa secara bebas mendownloadnya tanpa
perlu membayar uang sepeser pun kepada pengembang software tersebut.
Free software disini juga bukan program kacangan. Anggapan bahwa
barang yang gratis jelek kualitasnya tidak berlaku buat free software.
Karena sudah terbukti kehandalannya. Dan karena free software berbasis
open source maka software tersebut sudah melalui proses perbaikan yang
terus menerus. Jadi tidak ada alasan tidak mau menggunakan free software
ini dengan alasan kualitasnya yang tidak baik.
Dengan karakteristik yang telah disebutkan di atas maka tidak salah
apabila kita menaruh harapan pada open source ini sebagai platform
alternatif yang bisa kita gunakan dalam komputer kita. Penerapan pola
open source di Indonesia juga dapat menghilangkan pemakaian software
komersial secara ilegal dan memungkinkan bangsa Indonesia dikenal karya
ciptanya dengan ikut mengembangkan open source software.
Open source adalah software yang membebaskan source codenya untuk
dilihat orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja
software tersebut. Orang lain juga bisa memperbaiki kelemahan yang ada
pada software tersebut. Dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open
source dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar
lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet.
Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh
internet. Mula-mula Open source diambil dari internet kemudian digunakan
oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari
open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui internet. Saat
ini sangat mudah mendapatkan open source software di internet.
Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari
berbagai penjuru dunia yang berinteraksi melalui internet. Maka
bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat berbasis open source
ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah
melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.
Free software disini juga bukan program kacangan. jangan
beranggapan bahwa barang yang diperoleh gratis, jelek kualitasnya.
Karena sudah terbukti kehandalannya. Karena free software berbasis open
source telah melalui proses perbaikan yang terus menerus.