Jakarta
(ANTARA News) - Perangkat lunak "Open Source" membuka peluang tak
terbatas untuk mengembangkan industri di bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam negeri sekaligus sumber daya manusia di sektor
TIK.
Hal itu dinyatakan Menteri Komunikasi dan Informatika
Tifatul Sembiring saat memberi sambutan pada "Global Conference on Open
Source (GCOS)" yang dihadiri sejumlah pakar open source dari berbagai
negara di Jakarta, Senin.
Menurut Tifatul, Free Open Source
Software (FOSS) diadopsi dan dimanfaatkan pemerintah bukan saja karena
model bisnis alami FOSS yang gratis untuk digunakan, bebas sumber
kode-nya untuk dimodifikasi dan disebarkan tetapi juga karena
kemandirian yang ditawarkan FOSS.
Bagi pemerintah, FOSS juga mengalihkan masyarakat Indonesia dari masalah pembajakan software (perangkat lunak) karena sifatnya yang gratis, sementarasoftware berlisensi (proprietary) seringkali tak terjangkau masyarakat.
Ia
menyatakan bangga bahwa perangkat lunak sumber kode terbuka ini tumbuh
sangat cepat meskipun sempat mengalami banyak hambatan dalam
implementasinya.
Banyaknya pakar dari berbagai negara yang hadir
dan bertukar pengalaman dalam GCOS ini, lanjut dia, diharapkan mampu
menghilangkan segala hambatan dalam implementasi FOSS di Indonesia.
Sementara
itu, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) Betti Alisjahbana
mengharapkan FOSS bisa sukses diimplementasikan di Indonesia dengan
memperkuat komunitas open source.
"Kami
berharap Indonesia bisa mengambil manfaat maksimum dari FOSS yang
semakin berkembang di dunia untuk kemajuan TIK Indonesia dan pertumbuhan
ekonomi umumnya," kata Betti.
Menurut dia, sejak Indonesia Go
Open Source (IGOS) dideklarasikan pada 30 Juni 2004 Indonesia sudah
muncul menjadi pemimpin dalam gerakan open source.
Sejumlah pakar dan praktisi dunia TIK khususnya open source yang
hadir dalam konferensi ini antara lain: Sunil Abraham dari India, Krich
Nasingkun dari Thailand, Muh Rosli bin Abd Razak dari Malaysia, Ko Hong
Eng dari Sun Micro System, Ray Davies dari IBM, Matthias Merkle dari
IntWEnt hingga Campbell O Webb dari Harvard University.
Selain itu sejumlah pakar open source Indonesia juga hadir seperti Onno W Purbo, I Made Wiryana, juga Indra Utoyo dari Telkom, Dr Aswin Sasongko dari Depkominfo.
Senin, 02 Juli 2012
Penghargaan Indonesia untuk pengguna open source
Program
computer jenis open source kembali dibicarakan. Kali ini, untuk ketiga
kalinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI
memberikan penghargaan “Indonesia Open Source Award” atau IOSA 2012.
Rencananya, award itu akan diberikan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, mahasiswa, tokoh, komunitas hingga wartawan atas prestasi atau karyanya yang terkait penggunaan peranti lunak jenis open source di Indonesia.
Penghargaan tentang open source diberikan karena di Indonesia terjadi gelombang besar perubahan cara mengembangkan dan mendistribusikan software. Ketua Panitia IOSA 2012, I Made Wiryana menjelaskan, di akhir abad 20 atau sekitar 1970-an hingga 1990-an, para pengembang produk teknologi informatika (IT) berupa software menggunakan cara “cathedral” atau proprietary. Namun, pada abad 21 atau 2000-an justru berubah menjadi cara ”bazaar” atau open source.
“Yang membedakan IOSA dengan penganugrahan lain yang sejenis adalah titik beratnya. IOSA tidak hanya menilai pada apa yang dicapai, tapi bagaimana mencapainya?,” katanya. Apakah cara yang digunakan itu legal atau tidak, cerdas atau tidak dan mandiri atau tidak. “Dengan kemandirian, maka pengguna tidak akan tergantung pada vendor di luar Indonesia” katanya.
Wiryana menjelaskan, jenis produk yang sukses dalam perubahan itu adalah sistem operasi computer jenis Linux, Ubuntu dll. Juga handphone dan tablet (android), web browser seperti Firefox, web server seperti Apache, office suite (open/LibreOffice), database server (MySQL), pemograman (Java) dan lain sebagainya.
Perubahan tidak hanya melanda dunia bisnis, sambungnya, tapi juga pemerintahan, pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan professional. Pengembangan dan pendistribusian software dengan cara open source telah menjadi pilihan banyak negara di dunia. Sebut saja Brasil, China, Jerman, Korea Selatan, Rusia dan Venezuela.
“Nah, ini adalah forum konsultasi atau sharing antara institusi pemerintahan pusat dan daerah serta stakes holders open source di Indonesia,” kata Wiryana.
Indonesia, tambahnya, mau tidak mau, sukarela atau terpaksa telah dan akan mengikuti perubahan itu. Jika tidak, maka Indonesia akan tertinggal dari kemajuan teknologi, hukum dan perdagangan dunia.
Untuk memberikan penghargaan dan memotivasi bagi para pengguna, penggiat, pendidik, dan pengembang produk-produk berbasis berbasis open source, maka sejak tahun 2010 pemerintah bersama Komunitas Open Source di Indonesia, mengadakan acara besar tahunan bertitel IOSA atau Indonesia Open Source Award.
“Berbeda dengan IOSA 2010 dan 2011, IOSA tahun ini semakin luas dengan memasukkan kalangan mahasiswa, tokoh, komunitas dan wartawan yang akan diberikan penghargaan, sehingga akan ada tujuh jenis penghargaan,” kata Wiryana.
IOSA 2012 akan melibatkan beberapa juri dari komunitas dan pemerintah yang telah dikenal masyarakat Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) dan Open Source Indonesia, seperti Dr. Ono W. Purbo, Prof. Kalamullah Ramli, Prof. I wayan Simri Wicaksana, Rusmanto Maryanto dan tokoh TIK dan open source lainnya.
Penganugrahan IOSA 2012 yang akan dilaksanakan pada 4 Juli 2012 ini didukung Kementerian Ristek, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi, Asosiasi Open Source Indonesia dan komunitas open source Indonesia lainnya.
“Kita harapkan gairah transformasi dan penggunaan open source semakin meningkat. Dengan begitu, produk-produk TI illegal akan dihilangkan. Sekaligus meningkatkan kemampuan serta penggunaan produk lokal yang legal,” kata Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Ashwin Sasongko.
Software Open Source ( Open Office Writer)
OpenOffice.org adalah seperangkat perangkat lunak
perkantoran yang di dalamnya terdapat fungsi pengolah kata (word
processing), pengolah lembar kerja (spreadsheet), pembuatan gambar
(drawing), pembuatan presentasi (presentation), pengolahan data,
webeditor, database, dan formula editing.
OpenOffice.org merupakan perangkat lunak yang gratis
dan open source. Karena itu siapapun bisa menggunakannya tanpa dipungut
biaya, dan karena open source, siapapun bisa mengakses kode sumber yang
membangunnya. OpenOffice.org dikembangkan oleh komunitas OpenOffice.org
yang didirikan oleh Sun Mycrosystems. penginstalan aplikasi ini
tergolong mudah sama dengan pengisntalan stndar aplikasi yang lainnya,
dalam beberapa versi terdapat juga software ini yang sifatnya portalbe.
OpenOffice.org Writer membantu penulisan segala macam
dokumen. Kita dapat membuat surat pribadi, formulir, brosur, fax, dan
bahkan sampai manual profesional. Fasilitas pemeriksa ejaan yang bagus
dapat kita gunakan, sehingga meminimalkan (atau bahkan meniadakan)
kesalahan dalam pembuatan dokumen. Kita juga dapat menggunakan fasilitas
autoCorrect yang dapat membetulkan kesalahan secara otomatis.
OpenOffice.org menyediakan fasilitas navigasi yang baik dan mudah
digunakan,sehingga mempermudah penjelajahan dokumen yang sangat
panjang. OpenOffice.org Writer menyediakan banyak templete untuk
berbagai tujuan, sehingga dapat mempercepat pembuatan dokumen khusus
yang sering dibuat. Kita juga dapat membuat templete sediri apabila
jenis templete untuk dokumen yang ingin kita buat belum ada, atau kita
juga bisa memodifikasi templete yang sudah ada.
WRITER memiliki apa yang Anda harapkan dari sebuah pengolah kata atau publikasi desktop yang modern.Paket ini cukup mudah untuk demo yang ringkas, cukup handal untuk membuat buku dengan isinya, diagram, index, dll. Anda bebas untuk berkonsentrasi pada pesan Anda – sementara WRITER membuatnya tampak hebat.

Style dan Pemformatan memberikan kekuatan style sheet kepada setiap tangan pengguna.
Mengunci kesalahan pengetikan secara langsung dengan kamus AutoCorrect, yang dapat menguji penulisan ketika Anda mengetik. Jika Anda perlu menggunakan bahasa lain pada dokumen Anda – WRITER mampu melakukannya juga.
Mengurangi pekerjaan penulisan dengan AutoComplete, yang memberikan saran tentang kata-kata dan frase umum untuk melengkapi apa yang sedang Anda ketik.
Text frame dan linking memberikan Anda kemampuan untuk mengatasi tugas publikasi desktop untuk surat kabar, flyer, dll. Meletakkan sesuai dengan keinginan Anda.

Meningkatkan kegunaan dari dokumen Anda yang panjang dan kompleks dengan menghasilkan daftar isi atau istilah-istilah yang diindex, referensi bibliografi, ilustrasi, tabel, dan obyek-obyek lain.
WRITER juga mampu menampilkan banyak halaman ketika Anda mengedit – ideal untuk dokumen yang kompleks, atau jika Anda memiliki monitor yang besar (atau beberapa monitor).
Fitur catatan menampilkan catatan pada samping dokumen. Hal ini membuat catatan lebih mudah dibaca. Sebagai tambahan, catatan dari pengguna yang berbeda ditampilkan dengan warna yang berbeda bersama dengan waktu dan tanggal pengeditan.
Buat dokumen Anda tersedia secara bebas dengan kemampuan WRITER untuk mengeksepor ke format HTML untuk web, atau eksport pada format MediaWiki untuk mempublikasikan ke wiki. Publikasikan dalam Portable Document Format (.pdf) untuk menjamin bahwa apa yang Anda tulis adalah yang dilihat oleh pembaca. Fitur ekspor PDF pada OpenOffice.org menyediakan banyak opsi pemformatan dan keamanan; sehingga file PDF bisa dikustomisasi untuk banyak skenario, termasuk file standar ISO PDF/A.
Simpan dokumen Anda dalam format OpenDocument, standar internasional baru untuk dokumen perkantoran. Format berbasis XML ini berarti Anda tidak terikat hanya pada WRITER. Anda bisa mengakses dokumen Anda dari sembarang perangkat lunak lain yang mendukung OpenDocument.
WRITER dapat membaca semua dokumen Microsoft Word Anda, atau menyimpan pekerjaan Anda pada format Microsoft Word untuk dikirimkan kepada orang-orang yang masih terkunci pada produk-produk Microsoft. Sejak versi 3.0 WRITER mampu membuka dokumen .docx yang dibuat dengan Microsoft Office 2007 atau Microsoft Office 2008 untuk Mac OS X.
Langganan:
Postingan (Atom)